March 10, 2009

Tak lagi berpijak


Monday, 09 March, 2009

Hanya kau yang dekat sekarang
Berkatmu, kaki ini berpijak tidak lagi di bumi, tapi di atas awan-awan
Jiwa ini gusar, seolah melonjak-lonjak dalam ketakberdayaan
Jiwa ini ingin keluar bertemu, meraihmu
Menyadari bahwa kau sangat dekat
Seerat napas yang membungkus pasrah, tak berirama dalam dingin
Ijinkan aku kembali berpijak dalam sadar
Meski aku memang merindumu


Hanya dua jam saja, bahkan tak penuh dua jam, tepatnya satu jam empat puluh delapan menit. Tapi entah kenapa, di saat seperti ini waktu terasa bergerak lebih lambat dari seharusnya. Apakah ini yang disebut relativitas waktu? Entahlah, derap jantung terasa lebih cepat, tak lagi berkompromi dengan detik jarum jam di tangan. Oh ya, ujung-ujung jari tangan juga terasa sangat dingin. Meski jaket sudah dikenakan, entah kenapa perasaan dingin tetap menyelimuti, membuat segalanya tak nyaman. Kutambahkan selimut, yang sebenarnya tak menutupi apa pun selain menambah satu lapis tipis diatas jaket. Haus, dalam dingin, takut dan semakin takut. Mungkinkah karena rasa lapar? nampaknya tidak, sudah lebih dari cukup perut ini diisi. Majalah yang berisi gambar-gambar dengan seribu satu skenario photography yang harusnya tampak indah, sama sekali tak menarik saat ini. Saat dimana takut dan panik seolah tak bisa dibedakan. Buku cerpen yang berisi kumpulan cerita-cerita tak jelas Seno Gumira, juga tak menarik. Padahal cerita-cerita ini yang selalu melengkapi secangkir kopi pahit di gerimis senja atau panasnya siang bolong jakarta. Memaksa membacanya, seolah membuktikan kalau otak ini memang membeku, enggan melanglang ke negeri imajinasi mana pun, seolah terjebak dalam mimpi buruk, dalam panik yang berkepanjangan dan terasa terlalu nyata untuk dikalahkan imajinasi manapun. Mata ini seolah lelah, tapi tak mampu terpejam meski sudah dipaksakan, tentu tidak dengan adrenalin terpacu tinggi seperti ini, terpacu dan membuat napasku seolah berburu dengan laju pesawat ini. Laju pesawat yang tak nyaman dalam awan musim hujan, dalam petir, laju pesawat yang berguncang dalam badai. Tuhan, kau terasa begitu dekat.

(in flight GA518, my 41th flight in last 6 months)


4 comments:

Life in Adorable (L.I.A) Fab Story said...

sumpe bo yang ke 41???
DIITUNG GITU??? (sori kepslok kepencet)

Ka-el said...

@LIA. Kan ada flight log frequent flyer..tinggal di browse..

seismogenic said...

sebentar lagi lo menjadi psychopath.

good writing.

Ka-el said...

@fahdi. I am one of them..(g ada yg nyadar emang). Thanks anyway..