February 29, 2008

LaTahzan, Jihad dan Sabar

Ada yang menarik dari pembahasan ustad Rusli Malik di hari Rabu kemarin yang membuat saya mau nggak mau harus merangkum agar kembali teringat apa yang telah diutarakan beliau. Dimulai dengan Ali Imron ayat 139 dimana diingatkan untuk “janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang –orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang beriman”. Ini adalah salah satu ayat yang menginspirasi kenapa nama pengajian kita adalah LaTahzan. Simply karena kita ingin anak-anak pengajian tidak ada yang bersedih, senantiasa selalu termotivasi untuk meningkatkan iman. Dengan gurauan-nya ustad mengingatkan alangkah baiknya jika minimal kita hapal ayat ini sebagai pengingat dan sumber inspirasi agar kita tidak pernah bersedih.

Ali Imron 140. jika kamu mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun mendapat luka. Dan masa (kemenangan dan kekalahan) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran), dan supaya Allah membedakan orang-orang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang –orang yang zalim.
Ali Imron 141. Dan agar Allah membersihkan orang-orang yang beriman (dari dosa mereka) dan membinasakan orang-orang yang kafir.

Di sini diterangkan bahwasannya dalam berperang (Uhud) berlaku hal yang sewajarnya. Bukan hanya para sahabat nabi bahkan Nabi sekalipun dalam perang khandak itu terluka (tanggal gigi depannya) karena saking hebatnya peperangan itu sendiri. Dalam hal ini patut ditarik pelajaran bahwa tak selama nya peperangan yang dipimpin oleh Nabi sekalipun selamanya menang. Ingat lho, perang yang dipimpin oleh Nabi sekalipun, seorang Rasul tak selamanya menang, apalagi kita...mmm jadi berpikir, siapakah kita? sejauh mana perang kita sudah dilakukan dan sejauh mana usaha kita memenangkan perang ini.


Dan secara lebih luas lagi, kepemimpinan di dunia pun silih berganti, dahulu persia, kemudian romawi, kemudian islam, kemudian eropa, kemudian sekarang amerika yang menguasai. Bahwa umat islam tidak bisa berpangku tangan hanya dalam keislamannya agar bisa bangkit dan mendominasi peradaban, tapi di butuhkan usaha, layaknya bangsa-bangsa yang maju pada zaman-zaman nya masing-masing, mereka melakukan usaha-usaha dan penguasaan dalam beberapa bidang termasuk iptek kalo kita lihat dari dominasi Amerika Serikat sekarang ini. Di ayat ini Allah juga menjelaskan bahwa dengan seruah berperang itu, bisa dilihat mereka yang sungguh2 ingin menjadi syuhada dan yang hanya sebatas berbicara saja, karena kenyataannya pada zaman Rasulullah juga banyak kalangan-kalangan yang tidak bisa dipercaya, hanya menguar-nguar janji saja.

Ali Imron 142. Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar.
Ali Imron 143. Sesungguhnya kamu mengharapkan mati (syahid) sebelum kamu menghadapinya; (sekarang) sungguh kamu telah melihatnya dan kamu menyaksikannya.

Salahsatu kunci surga adalah berjihad dan bersabar. Dua hal yang sepertinya banyak diulang-diulang di lain ayat/kesempatan. Sepertinya mudah tapi pada kenyataannya banyak sekali dari kita yang mudah menyerah dalam bersungguh-sungguh dan kurang bersabar. Tapi sekali lagi, kita patut bersyukur bahwasannya Allah memberikan petunjuk agar kita berjihad dan bersabar. Karena dua hal ini bukan saja kunci surga tapi juga kunci keberhasilan dalam setiap usaha yang kita lakukan, jika kita senantiasa bersungguh-sungguh, berencana dan disiplin (berjihad) dalam komitmen serta sabar maka sangat jarang kita berujung pada kegagalan melainkan keberhasilan. Pada ayat berikutnya di peruntukkan untuk para pemuda yang seperti telah dijelaskan sebelumnya, banyak yang berjanji perang dan ingin syahid membela islam di jalan Allah, mereka benar-benar membaktikan hidupnya untuk kejayaan islam.

Ali Imron 144. Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.

Maksudnya: Nabi Muhammad s.a.w. ialah seorang manusia yang diangkat Allah menjadi rasul. Rasul-rasul sebelumnya telah wafat. Ada yang wafat karena terbunuh ada pula yang karena sakit biasa. Karena itu Nabi Muhammad s.a.w. juga akan wafat seperti halnya rasul-rasul yang terdahulu itu. Di waktu berkecamuknya perang Uhud tersiarlah berita bahwa Nabi Muhammad s.a.w. mati terbunuh. Berita ini mengacaukan kaum muslimin, sehingga ada yang bermaksud meminta perlindungan kepada Abu Sufyan (pemimpin kaum Quraisy). Sementara itu orang-orang munafik mengatakan bahwa kalau Nabi Muhammad itu seorang Nabi tentulah dia tidak akan mati terbunuh. Maka Allah menurunkan ayat ini untuk menenteramkan hati kaum muslimin dan membantah kata-kata orang-orang munafik itu. (Sahih Bukhari bab Jihad). Abu Bakar r.a. mengemukakan ayat ini di mana terjadi pula kegelisahan di kalangan para sahabat di hari wafatnya Nabi Muhammad s.a.w. untuk menenteramkan Umar Ibnul Khaththab r.a. dan sahabat-sahabat yang tidak percaya tentang kewafatan Nabi itu. (Sahih Bukhari bab Ketakwaan Sahabat).

Perlu diketahui bahwa sannya meski Nabi Muhammad SAW hidup pada zaman itu, banyak sekali yang hanya beriman pada Rasulullah, bukan pada risalah yang di bawa nya. Kita pada zaman sekarang tidak dapat melihat rasulullah tapi percaya akan apa yang beliau ajarkan. Ada juga kelompok2 yang sangat lemah imannya sedemikian ketika mendengar Nabi wafat (padahal tidak benar) mereka langsung berpaling dan yang lebih lemah lagi........mereka kadang banyak yang berpaling meskipun saat itu Nabi hidup di tengah-tengah mereka, dan memberikan pelajaran. Lihatlah apa yang di ungkapkan di surat Al Jumuah ayat 11. (jadi ingat kerumunan pedagang-pedagang di hari jum’at di depan-depan mesjid).


َإِذَا رَأَوْا تِجَارَةً أَوْ لَهْوًا انفَضُّوا إِلَيْهَا وَتَرَكُوكَ قَائِمًا قُلْ مَا عِندَ اللَّهِ خَيْرٌ مِّنَ اللَّهْوِ وَمِنَ التِّجَارَةِ وَاللَّهُ خَيْرُ الرَّازِقِينَ

Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhotbah). Katakanlah: "Apa yang di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan perniagaan", dan Allah Sebaik-baik Pemberi rezki.

-------DISINI ustad rusli kembali mengingatkan beliau sendiri, bahwa sannya pada zaman itu, Nabi saja seorang Rasul yang kita cintai banyak yang melalaikan dan tidak menghiraukan, maka Ustad Rusli sudah sangat bersyukur jika saja pengajian LaTahzan itu tetap berjalan, berapa pun jumlah orangnya beliau sudah bersyukur masih bisa berjalan. Makanya beliau mengingatkan, bahwa berapa pun calon peserta mabit berikutnya, beliau akan tetap berkomitmen untuk melaksanakannya...hmm...jadi terharu sama niat baik dan kezuhud-an beliau mensupport kita semua. padahal di lain pihak, saya sendiri sering bermalas-malasan untuk datang ke pengajian...sedih.


Ali Imron 145. Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. Dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.

Disini kembali diungkapkan bahwa, Allah memberikan kebebasan dalam berusaha. Bagi mereka yang mengharapkan dunia atau akhirat pasti ada jalan dan petunjuk yang diberikan, maka sudah tentu selama mereka mengikuti petunjuk tersebut serta merta apa yang mereka usahakan akan di dapatkan. Dalam ayat lain juga di jelaskan agar mencari dunia dan akhirat secara seimbang karena islam itu menyukai pertengahan, bukan berlebih-lebihan seperti halnya doa yang akan diungkapkan dua ayat berikutnya.

146. Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar.

147. Tidak ada doa mereka selain ucapan: "Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir."

3 comments:

Ahmad flamboyant said...

mksih ya penjelasannya...........
aku suka banget ma la tahzan.

Ahmad flamboyant said...

aku suka banget ma la tahzan
klo bisa tiap dapat ilmu diposkan disini ya biar bisa ikutan dapet ilmu juga

Anonymous said...

aku suka banget ma la tahzan
klo bisa tiao dapat ilmu diposting disini yach biar ikutan nyimak